Atmosfer

Lapisan yang menyelimuti bumi.

Antoposfer

Dinamika dan masalah kependudukan.

Interaksi Dasa dan Kota

Interaksi antara desa dan kota.

Sabtu, 25 April 2020

Kelas XI, Kependudukan

Kelas X, Bab Atmosfer

Jumat, 24 April 2020

IKATAN GURU INDONESIA DAN SAGUSABLOG

IKATAN GURU INDONESIA
Ikatan Guru Indonesia

Ikatan Guru Indonesia adalah organisasi guru yang diinisiasi tahun 2000 dengan nama Klub Guru Indonesia di bawah kepemimpinan Ahmad Rizali. Klub Guru Indonesia secara resmi berbadan hukum pada tanggal 26 November 2009 dengan keluarnya Surat Keputusan Menteri Hukum dan HAM Nomor AHU-125.AH.01.06 Tahun 2009. Pada Surat Keputusan tersebut, Klub Guru Indonesia berubah nama menjadi Ikatan Guru Indonesia (IGI) dan dipimpin oleh Ketua Umum Satria Dharma dan Sekretaris Jenderal Muhammad Ihsan dari IGI Wilayah Jawa Timur serta Ketua Dewan Pembina Indra Djati Sidi dari Wilayah Jawa Barat.
Pada tanggal 30-31 Januari 2016, Ikatan Guru Indonesia melaksanakan Kongres II di Makassar. Pada Kongres ini, Muhammad Ramli Rahim dari Sulawesi Selatan dan Mampuono dari Jawa Tengah terpilih sebagai Ketua Umum dan Sekretaris Jenderal IGI periode 2016-2021. Di bawah kepemimpinan Muhammad Ramli Rahim dan Mampuono ini, IGI mengalami perkembangan cukup pesat dan berhasil mendirikan IGI wilayah di 34 provinsi, 1 wilayah luar negeri, dan IGI daerah di 400 kota dan kabupaten di Indonesia.
Selain mengembangkan IGI wilayah dan daerah, duet Muhammad Ramli Rahim dan Mampuono tetap fokus pada peningkatan kompetensi guru. Terkait peningkatan kompetensi guru ini, IGI menyelenggarakan kegiatan workshop, diklat, seminar, hingga simposium. Pada 2016 silam, IGI pun mengembangkan seratus organisasi guru mata pelajaran tingkat nasional yang disebut IGMP atau Ikatan Guru Mata Pelajaran.
________________________________________________________________________________
SAGUSABLOG
Sagusablog

SAGUSABLOG (Satu Guru Satu Blog) merupakan salah satu kegiatan yang diprakarsai Ikatan Guru IndonesiaSAGUSABLOG pertama kali dilaksanakan di Surabaya dalam rangkaian kegiatan TOT Literasi Produktif Berbasis IT dalam kelas Mobile Blogging dengan trainer Amin Mungamar (Mr. Mung), dan Dahli Ahmad (Kang Dahli).


Saat ini SAGUSABLOG membuka workshop online menggunakan sarana chating melalui aplikasi telegram, dibantu dengan modul dan video pembelajaran sehingga mudah dipahami peserta workshop online walaupun belajar mandiri dirumah masing-masing.

SOAL ONLINE ATMOSFER



Pada pertemuan sebelumnya kita sudah mengenal apa yang dimaksud dengan firewall, jenis-jenis firewall serta kelebihan dan kekurangan dari masing-masing firewall tersebut, selanjutnya silahkan kalian untuk dapat mengerjakan soal latihan dibawah ini :
TOKEN : SAGUSABLOG


Waktu Pengerjaan: 20:00 menit!
Hasil Pekerjaan Siswa:

PENAWARAN PRODUK

BISA DIPAKAI ANAK LAKI LAKI DAN PEREMPUAN.
+ Bahan cotton ASLI, bisa dibuktikan dengan cara dibakar
+ Bahan: Cotton Combed Reaktif 30s
+ Bahan lembut, menyerap keringat, dan aman untuk anak
+ Sablon : Plastisol, tebal dan tidak luntur
+ JAHITAN STANDART DISTRO ORI
+ OVERDECK KUMIS 
+ RANTAI PUNDAK BENANG PELANGI 

========= Detail Ukuran (Umur hanya perkiraan) =========
S : LD 29cm PJ 40cm (umur 1-2 tahun)
M : LD 31cm PJ 45cm (umur 3-4 tahun)
L : LD 34cm PJ 48cm  (umur 5-6 tahun)
XL : LD 36cm PJ 52cm (umur 7-8 tahun)
Ket: PJ (Panjang) ; LD (Lebar Dada)
!! UMUR HANYA PERKIRAAN, LEBIH BAIK UKUR LANGSUNG KE ANAKNYA.!!

#kaosanak #kaosdistro #kaosdistroanak  #bajuatasan #bajuanak #bajudistro #bajudistroanak #setelananak #grosirkaosanak #grosirbajuanak #grosirbajudistro #baju #distro #produsenbaju.
Harga dari 21.000-30.000
Hubungi No. 082150888826

Kamis, 23 April 2020

Tut Wuri Handayani

TUT WURI HANDAYANI
Ki Hajar Dewantara adalah salah satu pahlawan nasional yang bergerak di bidang pendidikan. Ia dikenal sebagai Bapak Pendidikan dan hari lahirnya diperingati sebagai Hari Pendidikan Nasional. Bahkan lambang Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) pun dibuat dengan beberapa falsafah di antaranya sebagai penghormatan kepada Ki Hajar Dewantara. Lambang Kemdikbud secara resmi telah ditetapkan dalam Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 0398/M/1977, tanggal 6 September 1977.
Lambang Kemdikbud, seperti dikutip dari laman Kemdiknas, berupa bidang segi lima yang berwarna biru muda, menggambarkan alam kehidupan Pancasila. Di dalam bidang segi lima terdapat tulisan Tut Wuri Handayani, salah satu semboyan yang digunakan Ki Hajar Dewantara dalam melaksanakan sistem pendidikannya. Tut Wuri Handayani merupakan satu dari tiga semboyan yang diterapkan Ki Hajar Dewantara.
Tiga semboyan itu adalah Ing Ngarsa Sung Tulada, Ing Madya Mangun Karsa, dan Tut Wuri Handayani. Arti dari semboyan ini adalah: Tut Wuri Handayani (dari belakang seorang guru harus bisa memberikan dorongan dan arahan), Ing Madya Mangun Karsa (di tengah atau di antara murid, guru harus menciptakan prakarsa dan ide), dan Ing Ngarsa Sung Tulada (di depan, seorang pendidik harus memberi teladan atau contoh tindakan yang baik).
Di dalam lambang Kemdikbud juga ada belencong (menyala) bermotif garuda. Belencong (menyala) merupakan lampu yang khusus dipergunakan pada pertunjukan wayang kulit. Cahaya belencong membuat pertunjukan lebih hidup. Sedangkan burung garuda yang menjadi motif belencong memberikan gambaran sifat dinamis, gagah perkasa, mampu dan berani mandiri mengarungi angkasa luas. Ekor dan sayap garuda digambarkan masing-masing lima, yang berarti: 'satu kata dengan perbuatan Pancasilais'.

Kelas XII. Bab I Interaksi Desa dan Kota,

Bab I Interaksi Desa  dan Kota:

Kelas XI. Bab I Biosfer

Bab I Biosfer:

Kelas X. Bab I Pengetahuan Dasar Dan Penelitian Geografi

Bab I Pengetahuan Dasar  dan Penelitian Geografi Oke

RPP Geografi Kelas X, Semester Genap

RPP Geografi Kelas X Semester 2

Pembelajaran Terpadu Tantangan Guru di Era Global


A.    Pengertian Globalisasi
            Kata "globalisasi" berasal dari kata “global”. Secara harfiah, kata “global” berarti sedunia atau sejagat, menyeluruh (mujmal), universal. Kata tersebut selanjutnya menjadi istilah yang merujuk kepada suatu kedaan di mana suatu negara dengan negara lain sudah menyatu. Batas-batas teritorial, kultural, dan sebagainya sudah bukan merupakan hambatan lagi untuk melakukan penyatuan tersebut. Dengan demikian secara harfiah, globalisasi berarti menyatunya berbagai negara yang ada di globe ini menjadi satu entitas. Globalisasi adalah suatu proses menjadikan sesuatu (benda atau perilaku) sebagai ciri dari setiap individu di dunia ini tanpa dibatasi oleh wilayah. Menurut Azyumardi Azra & Jamhari, globalisasi adalah "perubahan-perubahan struktural dalam seluruh kehidupan Negara bangsa yang mempengaruhi fundamen-fundamen dasar pengaturan hubungan antar manusia, organisasi-organisasi sosial, dan pandangan-pandangan dunia".
Tujuh situasi ini tercipta berkat adanya dukungan teknologi canggih di bidang komunikasi seperti radio, televisi, telepon, faxsimile, internet, dan sebagainya. Melalui berbagai peralatan tersebut berbagai peristiwa atau kejadian yang terjadi di belahan dunia yang lain dapat dengan mudah diketahui bahkan diakses secara cepat. Semakin banyak manusia menggunakan peralatan tersebut semakin banyak informasi yang dapat diketahui. Term Globalisasi dipergunakan pertama kali oleh Theodore Levitte pada tahun 1985. Ada yang memandangnya sebagai suatu proses sosial, atau proses sejarah, atau proses alamiah yang akan membawa seluruh bangsa dan negara di dunia makin terikat satu sama lain, mewujudkan satu tatanan kehidupan baru atau kesatuan ko-eksistensi dengan menyingkirkan batas-batas geografis, ekonomi, dan budaya masyarakat. Di sisi lain, ada yang melihat globalisasi sebagai sebuah proyek yang diusung oleh negara-negara adikuasa, sehingga bisa saja orang memiliki pandangan negatif atau curiga terhadapnya. Dari sudut pandang ini, globalisasi tidak lain adalah kapitalisme dalam bentuk yang paling mutakhir. Negara-negara yang kuat dan kaya praktis akan mengendalikan ekonomi dunia dan negara-negara kecil makin tidak berdaya karena tidak mampu bersaing. Sebab, globalisasi cenderung berpengaruh besar terhadap perekonomian dunia, bahkan berpengaruh terhadap bidang-bidang lain seperti budaya dan agama. Sebagai sebuah konsep globalisasi yang pada awalnya lahir dan bermula dari bidang ekonomi dan teknologi, dalam perkembangannya kemudian merasuk hampir keseluruh sendi-sendi kehidupan, mulai dari politik, sosial, budaya, gaya hidup dan lain sebaginya. Sebagai bagian dari masyarakat dunia, sebagai individu maupun bangsa, mau tidak mau kita harus berhadapan dengan berbagai pengaruh positif maupun negatif yang dibawa oleh globalisasi yang nota bene berasal dari Barat. Berimbas pada semakin kuatnya penetrasi budaya dan nilai-nilai Barat ke seluruh sendi kehidupan masyarakat di seluruh penjuru dunia, tidak terkecuali bidang pendidikan di Indonesia.
Paradigma baru tersebut kemudian dirumuskan dalam prinsip-prinsip yang terkandung dalam arah baru pengembangan pendidikan nasional, secara garis besar mencakup hal-hal sebagai berikut:
a. Kesetaraan perlakuan sektor pendidikan dengan sektor lainnya,
b. Pendidikan berorientasi rekonstruksi sosial,
c. Pendidikan dalam rangka pem-berdayaan bangsa,
d. Pemberdayaan infrastruktur sosial untuk kemajuan pendidikan nasional,
e. Pembentukan kemandirian dan keberdayaan untuk mencapai keunggulan,
f.  Penciptaan iklim yang kondusif untuk tumbuhnya toleransi dan konsensus dalam kemajemukan,
g. Perencanaan terpadu secara horizontal (antar sektor) dan vertikal (antar jenjang),
h. Pendidikan berorientasi peserta didik,
i.  Pendidikan multikultural,
j. Pendidikan dengan perspektif global.

Video Animasi Kartun KBM Atmosfer


Saksikan video ini: